Sabtu, 11 Maret 2017

Surat Dari Seorang Sahabat Teruntuk Sahabat Yang Dicintainya

Mau sedikit share nih, tentang pelajaran Mahfuzhot sewaktu di pondok dahulu (baru jadi alumni 1 tahun 10bulan sih.. hehe). Salah satunya ini nih, surat dari seorang sahabat teruntuk sahabatnya yang paling ia cintai. Kuy, simak-baca-hafalin ya haha.. Kita artikan perparagraf ya, biar paham.

رِسَـالَةُ كَتَبَـتْهَا بَاحِثَةُ البَـادِيَةِ   المتوفى سنة 37 ه
Surat yang ditulis Baahitsah Baadiyah (wafat tahun 37H)
مِنْ رَمْلِ الإِسْكَنـْدَرِيَّةِ لِصَدِيْقَةٍ لــهَاَ
Dari pesisir Alexandria teruntuk sahabatnya
عَزِيـْزَتيِ السَيــِّدَةُ بَلْسَم:
:Yang kusayangi Sayyidah Balsam
أُحَيِّيْكَ  لَوْلاَ بُرُوْدَةُ البَحْرِ لاَلْتَهَبْتُ إِلَيْكِ شَوْقًا وَلَوْلاَ تَصَبُّرِي لَطِرْتُ إِلَيْكِ حُبًّا, وَإِنيِّ لَمْ يُنْسِنِي صَفَاءُ السَمَاءِ صَفَاءَ وُدُّكِ, وَلاَرِقَّةُ النَسِيْمِ رِقَّةَ حَدِيْثِكِ, أَنَّهُ شَجاَنيِ وَذَكَرَنيِ وَلَمْ أَكُنْ ناَسِيَةً.
Kukabarkan kepadamu, jikalau bukan karena dinginnya lautan niscaya aku terbakar oleh kerinduanku padamu yang menggebu, dan jikalau bukan karena kesabaranku niscaya aku akan terbang membawa kecintaanku padamu. Dan sesungguhnya aku tidak mampu memungkiri jernihnya langit tak sejernih cintamu, dan sejuknya hembusan angin tak sesejuk perkataanmu. Sesungguhnya itu tampak nyata bagiku, kuingat dan takkan terlupakan.
حَبِيْبَـتيِ:
لَيْتَكِ مَعيِ تَرَيْنَ الطَبِيْعَةَ بجَِمَاِلهَا تَرَيْنَ البَحْرَ يَزْخَرُ كَالرَعْدِ, وَالأَمْواَجَ تَتَلاَطَمُ زَرَافَاتٍ وَوِحْدَانًا, صَفَاءٌ فيِ البَحْرِ وَصَفَاءٌ فِي السَّمَاءِ كَأَنَّهَا قَلْبُنَا, تَسْمَعِيْنَ تَغْرِيْدَ الطُّيُوْرِ وَحَفِيْفََ الأَشْجَاِر إِنَّهاَ لَعَمْرُكِ مَناظِرُ تُلْهيِ المَرْءَ, وَلَكْنَّ هَيْهَاتَ لِمَيْليِ أَنْ تَلْهُو وَهِيَ تَعْلَمُ مَايُكِنُّهُ الدَهْرُ وَماَيُخْبِئُهُ اللَّيْلُ وَالنَّهاَرِ. تَقَبَّليِ مِنِّي أَحَرَّ قُبُلاَتِي وَأَوْفَرَ أَشْوَاقِي.
Kekasihku:
Andai kau bersamaku, menyaksikan alam dengan segenap pesonanya, menatap lautan begemuruh bak halilintar, melihat ombak saling beradu terjang. Jernihnya lautan dan jernihnya langit, laksana hati kita berdua. Andai kau disini, mendengarkan kicauan burung-burung dan lambaian pepohonan. Sungguh, semua itu adalah pemandangan yang memesona manusia, tapi tak demikian dengan hatiku. Karena dia tahu apa yang dirahasiakan waktu dan apa yang tersembunyi dibalik malam dan siang. Terimalah kecupan manis dariku dan segenap rasa rinduku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar